Friday, May 27, 2005

Malam kesekian part II

"Udah layoutnya?"
"Copy sedikit lagi jadi"
"Image udah dapet?"
"Tai! Internet down lagi!"
"Huss, bangun..."
"Anjing! aqua abis!"
"Tai! Internet down lagi!"
"Guys, I have bad news"
"Jam segini review? Besok mau dipresent"
....
....
....
....
"Tai! Internet down lagi!"
....
....
"(nguap) Huaaah...pulang malem lagi"
....
....
....
"Tai! Internet nasih down!"


Suatu malam di kantor yang penat...

Thursday, May 26, 2005

Malam kesekian...

Ah, malam ini lagi-lagi gue pulang malam. Bosan? Mungkin iya. Yang penting gue enjoy. Gue seneng sama pekerjaan ini. Meski badan letih tapi mudah-mudahan sepadan. Cuma pengalaman yang gue cari. Toh, semua yang mulai dari industri ini awalnya pasti begini. Nggak rugi. Tujuh tahun kuliah hasilnya tidak sebanding dengan yang gue dapet di tiga bulan disini...

Monday, May 16, 2005

Menikah itu bentuk kompromi

Gue menginginkan pernikahan yang sederhana. Tak ada pesta. Hanya gue dan calon istri berdua. Mengucapkan sumpah janji suci bersama. Setelah itu, tinggal di rumah orangtua.
Tapi ya, gue baru sadar kalau menikah itu ternyata juga kompromi. Tak ada lagi yang sederhana saat ingat sukses atau tidaknya sebuah resepsi pernikahan tergantung jumlah tamu yang sebanding lurus dengan jumlah porsi makanan. Tak ada lagi gue dan calon istri berdua. Yang ada campur tangan mertua dan diskusi orang tua. Sekarang tersisa hanya gue dan calon istri mengucapkan janji setia dan setelah itu pergi menginap ke rumah orang tua.
Ah, kalau menikah itu seperti main kartu saat kartu As gue yang pegang. Tapi ya its a compromise world. If we can't beat them, join them.

Friday, May 13, 2005

Menulis itu latihan bukan teori

Aaah, sudah lama tidak menulis lagi. Kadang gue kangen banget sama yang satu ini. Barusan gue baca di salah satu situs, Gunawan Muhammad bilang,"Menulis itu latihan. bukan teori."

Setelah lama berpikir, apa gue cukup latihan? Atau selama ini gue hanya berkutat dengan teori? Apalagi di advertising semuanya beda. Di jurnalistik, gue diajarkan bahwa penting untuk menulis sesuatu dengan detail. Di advertising, detail perlu untuk menjelaskan seperti apa produk yang dijual. Tapi bagaimana caranya detail itu ditulis dalam bentuk sesingkat mungkin (kalau panjang, art director gue bakal getok kepala gue) yang tentunya jauh beda dengan jurnalistik.

But, like the old wisdom said that practice makes perfect and what does'nt kill you make you stronger, berarti gue mesti tetap terus latihan, latihan, dan latihan.
Gue jadi ingat sepatah kata William Forrester kepada muridnya, Jamal Wallace di film Finding Forrester : You must write your first draft with your heart. You rewrite with your head. The first key to writing is... to write, not to think!

So welcome to the real world. It's suck. But you'll going to love it!