Wedding countdown

Sebulan lagi gue akan menikah. Merinding rasanya tiap ingat hal ini. Kenapa menikah sekarang, kata teman gue. Ini pertanyaan yang paling membingungkan. Apa kalau kata-kata,"I love her. I want to spend my life with her. I want to grow old together," itu nggak cukup? Basi sih, tapi sementara waktu cuma itu aja dulu.

Malah, salah seorang teman merumuskan pernikahan menjadi lebih filosofis yang makin bikin bingung. Memangnya, segala sesuatu nggak bisa digampangkan? Dulu, hari Senin bokap melamar nyokap, seminggu kemudian mereka menikah dengan sederhana. Dan sesederhana itu pula mereka merumuskan 25 tahun pernikahan mereka: kerja keras buat kedua anaknya yang bandel-bandel ini.

Mia adalah partner yang paling cocok buat gue. Secara kita pernah tinggal bareng setahun di Bandung selama dan menyicipi susah bareng (duit habis sampai kelahi dengan orangtuanya-standar lah), apapun badai yang nanti kita lalui, niscaya bisa diredakan.

Dan buat mereka yang bertanya tentang keberanian gue untuk menikah saat belum punya apa-apa, gue belum punya jawaban yang memuaskan (karena gue juga belum puas dengan jawaban gue sendiri). Tapi satu yang bisa gue katakan, minta do'a restunya buat gue sama Mia karena do'a dari seorang teman yang baik lebih berharga dari seribu malaikat. Thanks...